Selasa, 06 Maret 2012

The Legend of Sedaro Putih

Made by : Ni Luh Putu Mira Suantari

Once upon a time, there lived seven people who had no parents which lived as farmers. The seven people consisted of six boys and one girl. The name of the girl was Putri Sedaro Putih. Putri Sedaro Putih was the youngest and loved by her brothers. They always gave protection to her safety.
         One night, Putri Sedaro Putih dreamed. She was visited by an old man. The old man in her dream spoke to her and he said, “Putri Sedaro Putih, you’re actually the grandmother of your six brothers. Your death has nearly come, so you must ready to that. And some days later, from your burial will grow a plant which never exists on this earth. The plant will give many benefits to the human being.”
            After said that, the old man disappeared and Putri Sedaro Putih got up from her slept.

Poetry - My Name

 Made by : Ni Luh Putu Mira Suantari
 

New color always over my heart…

Interesting like flower…



Lovely young girl…

Usual look but special heart…

Honesty is number one in my life…

Galungan Day's Procession

Made by : Ni Luh Putu Mira Suantari

                Galungan is one of Hindu holiday which aim to celebrate the victory of Good spirit (Dharma) against evil spirit (Adharma).
                Galungan day’s processions start from Tumpek Wariga. Tumpek Wariga that is on Saturday, Kliwon, Wuku Wariga on 25 days before Galungan itself. On this Tumpek Wariga, Hindu people make some worship to the Bhatara Sangkara to ask for prosperous plants which are very useful in human’s life.
                After Tumpek Wariga or 15 days before Galungan is called Anggara Kasih Julungwangi. Anggara Kasih Julungwangi is the day on Tuesday, Kliwon, Wuku Julungwangi. On this day, Hindu people give sacrifice to evil spirit (Bhuta Kala) by doing Mecaru Alit ceremony in house temple and clean the environment before Galungan day.

Cerita Maharaja Parikesit

Maharaja Parikesit adalah cucu Arjuna yang merupakan putra dari Abimanyu dengan Dewi Utari. Beliau sangat gemar berburu di dalam hutan. Suatu hari beliau sedang berburu seekor kijang. Namun tiba-tiba kijang itu hilang dari pandangannya. Ketika itu, beliau melihat seorang Resi. Resi itu bernama Resi Samiti. Maharaja Parikesit mencoba bertanya kepada Resi tersebut apakah ia melihat seekor kijang lari. Namun Resi Samiti tidak menjawab pertanyaan Sang Maharaja karena ia sedang melakukan tapa dan tak boleh bicara. Maharaja Parikesit pun akhirnya murka karena Sang Resi tidak menjawab pertanyannya dan dianggap menghina Sang Maharaja. Tiba-tiba beliau melihat bangkai seekor ular hitam di dekat Resi Samiti. Bangkai itu pun diambil oleh Maharaja Parikesit dengan sebuah ranting kayu dan dikalungkan ke leher sang Resi. Namun sang Resi tersebut tetap tidak menjawab. Akhirnya Maharaja Parikesit pulang ke istana.

Cerita Sang Jaratkaru



Tersebutlah seorang pertapa sakti yang baik budinya bernama Sang Jaratkaru. Setiap hari pekerjaannya mengambil biji butir-butir padi yang tersebar dijalan. Biji butir-butir padi itu dikumpulkannya dan dicucinya, kemudian ditanaknya dan dipergunakan untuk korban kepada para Dewa. Demikianlah hal yang ia kerjakan tiap hari. Ia tak memikirkan istri, malahan hanya bertapa dan memuja para Dewa yang ia lakukan.

            Karena rajin bertapa, ia pun menguasai berbagai macam mantra. Ia diperbolehkan masuk ke segala tempat yang ia kehendaki.

Kimia - Makalah Koloid Lengkap

Ini adalah tugas makalah yang saya buat sewaktu saya kelas XI IPA untuk mencari nilai KIMIA ,,,
Semoga bisa membantu :) 

Karya : Ni Luh Putu Mira Suantari
 
PENGERTIAN KOLOID

            Koloid atau Kolloid yang berasal dari kata Kolla (lem) dan Oid (seperti), pertama kali ditemukan oleh Thomas Graham. Koloid adalah suatu bentuk campuran “metastabil” (seolah-olah stabil, tapi akan memisah setelah waktu tertentu) yang keadaannya terletak antara larutan dan suspensi (campuran kasar). Koloid memiliki partikel-partikel zat yang berukuran sekitar 1-100 nm (10-7 – 10-5 cm) yang tersebar merata dalam zat lain.

Senin, 05 Maret 2012

Puisi - Hujan

Karya : Ni Luh Putu Mira Suantari

Kau guyur tanahku yang gersang ini
Dengan ribuan tetesan yang bermakna
Kau limpahkan butir-butir penyejuk rohani
Senantiasa hijaukan alam semesta
                                               
Di balik berkah yang telah kau beri
Kadang kau tega hancurkan ibu pertiwi
Melalui luapan amarah dasyatmu
Kau serbu tanpa tanggung-tanggung
Nyawa suci melayang menuju alam baka



Puisi - Kenangan Lalu

Karya : Ni Luh Putu Mira Suantari 

Teringat dulu
Suatu kisah penuh syahdu
Kenangan lalu menusuk kalbu
Seiring waktu yang berlalu

Saat bersama berbagi rasa  
Merangkai hati penuh suka
Berikan senyum dalam duka
Dalam lautan cita-cita

Lalui hari penuh simphoni
Terukir rapi dalam untaian mimpi
Dalam dilema dan air mata
Dalam bayang-bayang sejuta warna
                                   
Serpihan kisah cinta tinggal puing-puing kenangan
Sulit terlupa walau hanya sekejap saja
Masih tersimpan dalam hati terdalam
Menjadi kisah abadi selamanya

Jumat, 02 Maret 2012

Puisi - Dirimu

Karya : Ni Luh Putu Mira Suantari

Dirimu…
Hadirkan cinta yang mengisi hidupku…
Hadirkan warna yang menghiasi hariku…
Hadirkan pelita saat gundah selimuti hatiku…

Dan dirimu…
Berikan suka dalam langkahku…
Hapuskan duka dalam waktuku…
Buatku tersenyum meski hanya sebatas mimpiku…

Puisi - Takutku akan Dirimu

Karya : Ni Luh Putu Mira Suantari

Tak pernah ada harapan, tanpa harapan tentangmu…
Tak pernah ada rindu, tanpa rindu akan hadirmu…
Tak pernah ada cinta, tanpa cinta yang selalu untukmu…
Dan tak pernah ada mimpi, tanpa mimpi bersamamu selalu…
               
Tapi aku takut akan waktu…
Waktu yang akan kulalui tanpa dirimu…
Waktu yang akan memisahkanmu dari diriku…
Waktu yang tak akan pernah datang lagi untukku…
                               
Aku takut jika esok tak dapat melihat senyummu…
Aku takut jika esok tak lagi ada bayangmu…
Aku takut jika esok ku tak mampu rasakan hadirmu…
Karena ku takut jika esok Tuhan mencabut nyawaku…

Kamis, 01 Maret 2012

Puisi - Kembalikan Ia...

Karya : Ni Luh Putu Mira Suantari

Lihatlah alamku, Tuan…

Betapa indahnya hijau yang menghiasinya…
Betapa indahnya biru yang menyelimutinya…
Bahkan begitu indah,,, sangat indah…

Tak ada satu pun yang akan menandinginya…
Bahkan tidak untuk intan permata…
Alamku ini alam penuh cinta…
Penuh dengan keramahan Sang Pencipta…

Tapi,,,
Kemana ia pergi saat ini?
Kemana larinya alamku yang penuh warna?
Hijau-hijau yang dulu merdeka
Bentang biru yang menghanyutkan
Kemana kau bawa semua itu?

Puisi Bali - Nenten Sujati

Olih : Ni Luh Putu Mira Suantari 

Dinane wengi,,,
Pedidi,,,
Ngrasayang manah ring hati…

Sepi,,,
Punika sane rasayang jani,,,
Peteng gumi tanpa matan ai,,,
Sekadi damar sane nenten nyunarin hati…

Dini,,,
Memargi nuju genah sane becik…

Nanging,,,
Ten wenten sane ledang nerima,,,
Ten wenten sane satya masawitra…

Munyi manis stata kemikan,,,
Nenten sujati sane rasayang…

Punika I manusa ring jagat mangkin,,,
Ten nyidayang dados guguin…

Super Junior - All My Heart Lyrics

Igeon jinsimiya Baby neoro gadeukhan nae soke gaseume ne soneul daebwa dugeungeorineungeol
Meoritsoken ontong neoya sesang ane geottoldeon nal jichin nal salsu itge haejun neoya

Hanchameul banghwang ggeute (honja) gyeondyeosseo neo eobsi (neo eobsi)
Ijeya naega chacheum pyeonghwarobge misoreul jitney
Eodumeul judeon keoteun (meolri) geodeojun ne songil (ne songil)
Nunape nega bichwo seulpeum ddawin jiwojyeo

Ajikggaji mothaejun geumal moki meyeo sikeunhan geumal
Nuguboda saranghae ojik neowa na nannana nannana nanna
I sungani haengbokhae jeongmal naege waseo gomawo jeongmal
Nareul da julhan saram ojik neowa na nannana nannana baro neo

Super Junior - In My Dream Lyrics

Geunyeoga dolaoneyo mianhadago haneyo iksukhaetdeon geuriun geu songilro eorumanjyeoyo
Nal boneun ansseuron nungil deutgo sipdeon geu moksori dajeonghage ijen ulji malraneyo
Neol nae pume aneumyeon sarajyeo beorigo nunmuli heulreo begaereul jeoksimyeon
Nan geujeya jameseo ggaeeoyo achimeun neul ireohge My Love

Yeongwonhi idaero jamdeulgil baraedo yeojeonhi geunyeoro ggaeeonado
Dasineun ggumguji angireul baraedo oneuldo geunyeoro naneun jami deulsuga isseo