Karya : Ni Luh Putu Mira Suantari
Semenjak kepergian Ardi dari hidupku. Entah kenapa hidupku terasa begitu hampa tanpa dirinya disisiku. Kuputuskan hubunganku dengannya tanpa alasan yang jelas tentang hubungan kita saat itu. Dan ia begitu saja menerimanya. Sempat terlintas dibenakku bahwa ia telah mengkhianati cinta kita, namun semua itu salah. Ia tak pernah mengkhianatiku. Tak pernah sama sekali.
Ketika kutahu hal itu, aku begitu menyesal telah memutuskannya. Tapi apa hendak dikata, semuanya telah terjadi. Kucoba mengajaknya untuk menjalin sebuah persahabatan, tapi kini ia malah memusuhiku tanpa alasan yang jelas. Hatiku sakit menerima kenyataan itu, terlebih aku sadar bahwa aku masih sangat mencintainya.
Hari-hari pun harus kulalui dengan penuh semangat meskipun aku terus dibayang-bayangi oleh kenangan masa lalu yang tak mungkin sanggup kulupakan. Aku tak mengerti mengapa bayang-bayang Ardi selalu ada dalam pikiranku. Aku tak mampu melupakannya walau hanya sekejap di hatiku. Rasa cinta yang begitu besar terhadapnya dulu kini jadi bumerang bagiku. Terkadang aku menangis dalam hati mengingatnya. Sikapnya kini terhadapku semakin membuatku tersiksa. Kucoba bangkit diatas keterpurukan cinta yang kualami. Kucoba untuk bertahan meskipun terkadang aku merasa tak sanggup lagi untuk bertahan. Hingga akhirnya kuputuskan untuk menutup hati ini selamanya.
Waktu terus berlalu, hari berganti hari. Kekosongan yang telah lama menghiasi hati ini membuatku terusik juga. Hampa yang kian kurasa membuatku mencoba untuk mencari cinta yang mampu tentramkan hati ini. Meskipun sesungguhnya serpihan hati ini berharap dapat bersatu kembali dengan serpihan-serpihan masa lalu. Namun semua itu mustahil terjadi, cerita masa lalu tak mungkin dapat kuulang lagi.
Di saat sepi mengusik diriku. Tanpa sadar kini telah kutemukan seseorang yang mampu menarik perhatianku. Seseorang yang baru kukenal dalam hidupku. Namun, bukan hanya dia seorang yang mampu mengusik kehampaanku. Dua hati berbeda yang kutemui mampu membuatku kembali untuk membuka hati ini. Entah apa yang membuatku tertarik pada mereka. Mungkin kesepian yang menyelimuti hatiku semenjak 5 bulan lalu semakin memburuku untuk mencari seseorang yang mungkin dapat membuatku kembali tersenyum dan menatap dunia tanpa kehampaan.
Hari-hari bersama mereka kulalui penuh dengan canda dan tawa. Mereka mampu membuatku melupakan semua kenangan masa lalu yang dulu selalu membayang-bayangiku. Tapi kini aku harus berada dalam dua pilihan yang tak mampu kupilih. Dua hati yang sama-sama kuharap artinya dalam hidupku. Dua hati yang tak kutahu apakah perasaannya sama seperti yang kurasa pada mereka. Aku berharap mereka merasakan apa yang kurasa. Tapi itu tak mungkin. Aku terlalu bermimpi untuk mendapatkannya. Aku tak mengerti mengapa aku mengharapkan hati yang tak mungkin mencintaiku. Perasaanku tak menentu, aku bingung sebenarnya hatiku ini untuk siapa? Aku dihadapkan pada dilema yang tak mampu kupilih.
Akankah kutemui hati yang memang untukku? Hati yang mungkin bisa mencintaiku setulus hatinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar