Jumat, 23 November 2012

Puisi - Hidupku

Oleh : Ni Luh Putu Mira Suantari

24 Oktober 2010

Dalam jalan berliku…
Kuhadapi setiap tikungan itu…
Dalam pahitnya perjalanan waktu…
Kunikmati dengan senyuman semu…

Dalam setiap hentakan langkahku…
Kujalani sendiri dengan terpaku…
Dalam pesona kebencian kalbu…
Kuterima semua murka itu…

Pahit…
Sakit…
Perih…

Poetry - Morning

By : Ni Luh Putu Mira Suantari

October 16, 2009

Sun shining in the morning
Give a warmth and happiness
It’s smiling full of love
Brightly our live every time

Sun shining in the morning
Making a fun day
With a song from the bird
And a crow from the cock
           
Sun shining in the morning
Its beautiful scenery
Creation of Almighty God
Giving us nice life

Poetry - The Stars

By : Ni Luh Putu Mira Suantari

October 16, 2009

There are millions stars in the sky
They smile brightly every night
Make me believe with a miracle
The miracle of stars in our lives
                         
The stars bring me fly
Fly in my dreams all the time
Full of miracle and happiness
Without crying and sadness
           
If there is no stars
Night can be dark without light
My heart is so silent
And I feel alone 

Rabu, 21 November 2012

Cerpen - Kesalahpahamanku Membawamu Pergi


Karya : Ni Luh Putu Mira Suantari 

Kupandangi burung kecil yang hinggap di pohon itu. Begitu bebasnya ia pergi kemana saja. Terbang dengan kedua sayapnya yang begitu anggun. Seakan tiada aral melintang yang akan menghentikannya.
Pagi ini aku hanya bisa berharap akan datangnya keajaiban yang menghampiriku. Kebebasan yang kudamba yang akan melepaskanku dari pahitnya hidup dibalik jeruji besi yang tegak kaku dihadapanku ini.
Berawal dari suatu kesalahan yang telah kuperbuat lima tahun yang lalu. Sebuah kesalahpahaman yang mengharuskanku merenggut nyawa gadis tak berdosa, Metha, sahabatku.
Metha adalah sahabat yang baik dan setia, yang telah kuakhiri hidupnya dengan tanganku ini.
Waktu itu… bisik-bisik cerita yang tak seharusnya kudengar menghampiri indra pendengarku, memaksa untuk kutahu omong kosong itu. Dengan hati yang terbakar amarah, kusingkirkan semua yang menghadang di depanku, menuju ke suatu tempat, taman sekolah.